Menggantung mimpi
Crat..crat.. percikan darah itu mengenai wajah lusuh Ifan, amis.
"Alamak bang, pelan lah sikit" keluhnya.
"Ngape kau disanak, udah tau aku nak nyiangek ikan, kebelakang lah harusnye kau fan" ketusnya.
Untuk kesekian kalinya ia terciprat darah amis ikan daeng belang yang sedang dipotong-potong bang Malik. "Fiuuuh ". Ia menghela nafasnya. Memang salahnya kenapa melamun di samping bang Malik saat ia mengayun parangnya dengan kuat saat membelah kepala ikan daeng belang itu.
"Fan..! Kantong fan ! Alamak pakai acara melamon pulak budak ini" teriakan bang Malik mengagetkan Ifan.
"Iye bang" jawab Ifan sambil membuka kantong plastik hitam dan memasukkan potongan-potongan ikan ke dalamnya dengan cepat, kemudian menyerahkannya pada seorang ibu yang telah selesai membayar ikan kepada bang Malik.
***
"Mak ci gayah ... Letak mane nih ?" Tanya Tia yang membawa seember penuh air kepada wanita setengah baya yang bertubuh besar yang dipanggilnya Mak cik.
"Letak sini lah ye, macam biase..." Ketusnya, sambil menunjukkan posisi letak ember yang berisi air yang telah dibawa Tia.
Setelah meletakkan ember. Tia kembali menanyakan apalagi yang bisa dikerjakannya kepada wanita itu.
"Ape agik yang bise saye kerjekan Mak cik?" Tanya nya.
"Aah... kau keluarkan ayam dalam keranjang tuh" sambil menunjukkan keranjang tangkeng (keranjang gandeng yang diletakkan di atas jok belakang motor).
"Suson atas meje nih" perintahnya.
Dengan segera Tia mengeluarkan ayam-ayam yang telah dibersihkan bulu-bulunya itu dari dalam keranjang dan menyusunnya di atas meja pajang. Dara berumur 13 tahun itu bergerak dengan cepat, tak menghiraukan tanah becek yang diakibatkan hujan subuh tadi. Tubuhnya kurus tinggi dan gelap, ia terlalu sering berlama-lama dibawah sinar matahari karena membantu banyak pekerjaan para pedagang dipasar ini.
"Tia... Kalau kau udah selesai, tolong aku pulak ye. Ambek kan aku Aek" pinta seorang nenek yang sedang menata sayur-sayurnya. Ia hendak menyirami sayuran hijaunya supaya tetap segar.
"Iye nek mok" sahut Tia sambil masih menyusun ayam-ayam potong di atas meja.
***
Matahari sudah tinggi, kesibukan pasar ini belum surut. Karna jam segini kebanyakan pembeli adalah para ibu-ibu pegawai negeri yang baru pulang dari kantor mereka untuk beristirahat, sebelum pulang kerumah mereka berbelanja terlebih dahulu untuk masak dan menyajikan hidangan makan siang keluarganya atau sekedar nyetok isi kulkas buat sajian makan malam atau sarapan besok pagi sebelum ke kantor.
Ifan duduk bersandar dibawah pohon akasia yang tumbuh dekat aliran sungai di samping pasar. Jemari gelapnya sibuk memilin rumput. Ikan-ikan bang Malik telah habis terjual. Jadi ia dapat beristirahat sebentar.
"Oi fan" kejut Tia yang setengah berteriak.
"Ngape" sahutnya lemah.
"Balek yok, besok sinek agek". Ajak Tia
"ndak ah. Ape buat balek". Jawabnya acuh
"Along nak jage sahrel". jawabnya
"Eeeeh... Ndak ah. Leteh aku long". Aku nak tidok. Sore nak nolong orang bekemas agik, kalok kau nak balek..., Baleklah. Usirnya.
"OOO fan kotor ndak e situk tuh, bangon lah, tidok di rumah jak" pujuknya. Yang diajak tak kunjung bergerak.
"Ade kutinggal budak ini nih" sambil berlalu mengambil sepeda butut nya yang terparkir tak jauh dari tempat Ifan istirahat
***
"Kopi susu satu makcik" Tris menyampaikan pesan pelanggan yang belum lama masuk di cafe Spongebob .
"Tris. nyah... antarkan am, pegang kuat ye...usah jatok". Pesan makci spongbob pada tris. Jari-jemari nya berhati-hati membawakan ceper yang diatasnya terdapat segelas kopi susu.
Setelah berhasil membawakan kopi susu kepada pelanggan dengan tidak tumpah-tumpah ia kembali mengantarkan ceper kosong ke dalam cafe.
"Hari ini ndak ramai benar, baleklah, nanti kau tolong makcik agik besok ye" katanya sambil menyodorkan uang lima ribu kepada tris.
"Iye makcik. Balek Lok. Assalamualaikum". pamitnya sambil menyimpan lima ribuan kedalam saku celananya.
Iya menaiki sepeda yang hampir menyaingi tinggi tubuh kecilnya, menuju ujung pantai.
Bersambung...
Aku bacanya serasa lagi nonton Upin Ipin hihi.. Kalo di Batam, penduduk aslinya pake bahasa Melayu mirip banget kayak gini kak. Jadi aku sedikit banyak tahu.
BalasHapusSeru, bakal calon novel nih. Agak butuh perhatian di Puebi dikit, terutama penulisan huruf besar nama orang.
BalasHapus