MUDACIL Masjid Kapal Munzalan 2



 

Tiba waktunya untuk kakak merekam aksinya dalam menyampaikan kembali materi yang telah dipilih.  Bagian ini yang paling sulit, pasalnya kak Saya tidak mau ada yang melihat caranya menyampaikan materi. sampai akhirnya hari dimana deadline video dikumpulkan pun tiba. berbagai cara aku dan ayahnya menyemangati kakak, bahkan kami juga membuat video taujih versi kami sendiri dengan materi yang sudah disiapkannya. 

karna kami tahu kemampuan kakak dalam bercerita sangat baik,  cuma sayang kepercayaan dirinya yang sangat kurang. nah Mudacil ini menjadi kesempatan untuk ku dan ayahnya untuk membantu kakak melatih kepercayaan dirinya. apalagi ini tidak tampil di panggung, juri nanti hanya akan menyaksikan video-video para peserta dalam ruangan saja.

lelah membujuk kak Saya akhirnya kami pamit sebentar untuk membeli camilan dan susu untuk adik-adiknya. sebelum pergi aku meninggalkan Handphone ku pada kakak, agar ia dapat melihat hasil video yang ku buat sebelumnya. target ku sekarang tak banyak, kalau tadinya, video kakak bisa diterima panitia dengan durasi yang memenuhi syarat yang ditetapkan panitia dua menit lima puluh detik. sekarang turun menjadi, asal kakak mau saja membuat videonya sendiri. aku berharap kak Saya bisa menaklukkan ketidakpercayaan dirinya, dan mendapatkan pengalaman baru. pernah ikut lomba pidato dai cilik.

sepulangnya dirumah, kak Saya memberi kejutan yang membahagiakan, ia menunjukkan hasil rekamannya. tidak seperti cara penyampaian mudacil pada umumnya, kakak benar-benar unik dalam penyampaian untuk versi Taujih nya tapi ada yang sangat disayangkan. video latihan itu tidak dilengkapi dengan pakaian busana muslimah pada saat tampil memberi ceramah atau taujih, jadi ayah menyarankan untuk membuat kembali video itu, dan kakak bersedia dengan syarat kami harus pergi lagi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TERJEBAK (bag.1)

Menulis

Menggantung mimpi (bag. 2)